"Uhh sebel, dasar cowo memang ga bisa dipercaya!" kata-kata Icha langsung mengagetkanku sore itu, dan membuatku sedikit emosi karena ketenanganku terganggu, udah gitu nyinggung-nyinggung cowo pula. Emangnya aku bukan cowo!
"Kamu kenapa, Cha?" tanyaku sambil berusaha tersenyum.
"Tuh, si Andre!" jawabnya sambil tetep pasang muka cemberut.
"Ada apa lagi ama Andre?" tanyaku lagi.
"Andre mau nikah!!" jawabannya kali ini membuatku kaget. "Ama siapa? Ama kamu Cha? Selamat dong kalo gitu. Kok malah bete gitu?" kali ini aku bertanya dengan wajah rada bego.
"Ama cewe lain! Itu yang membuatku kecewa. Ternyata cowo tuh mudah banget ya pindah dari satu cewe ke cewe lain. Kemarin-kemarin dia bilang kalo cinta lah ama aku, sayang lah ama aku, bla.. bla.. Sekarang? Tau-tau nglamar orang lain!" Icha nyerocos terus sambil terus menyalahkan makhluk yang bernama Andre. Andre dan Icha ini memang tampak seperti dua sejoli. Kemana-mana selalu tampak berdua, kupikir dulu mereka memang udah jadian. Tapi setiap aku ngobrol sama Icha, selalu Icha mengatakan bahwa di antara mereka berdua tidak ada hubungan khusus, selain teman dekat saja.
"Mmm... Cha. Emang kamu udah pernah nerima Andre?" aku memotong kata-katanya yang mengalir bak air banjir yang melanda Jakarta tahun ini.
"Ya belum pernah sih."
"Atau kamu pernah meminta Andre untuk menunggu keputusanmu?" tanyaku lagi.
"Nggak sih, dia malah kuminta cari cewe lain yang lebih baik dariku." kali ini nadanya sudah agak turun, tidak berapi-api seperti tadi.
"Kalo gitu, bukannya dia malah menuruti kata-katamu?" tanyaku lagi. Kali ini dia terdiam. Aku pun meneruskan lagi, "Atau, kamu kecewa karena ternyata dia juga mendekati cewe lain saat mendekatimu?" Icha masih diam. "Kamu sendiri, ada cowo lain yang deketin kamu gak selama ini? Maksudku cowo lain itu juga kamu beri kesempatan lho?" Aku mulai bertanya seperti polisi menginterogasi.
"Ya, ada sih. Tapi kan itu biasa.." jawabnya.
"Hmm... biasa gimana? Bahwa cewe boleh milih sementara cowo hanya boleh mempunyai satu pilihan?" Kembali dia diam. "Sekarang aku tanya, misalnya Andre tetap setia mendekatimu, tidak melirik cewe lain sama sekali, akankah kamu terima dia?"
Pada pertanyaan ini dia menggeleng lemah, "Aku tidak tahu." jawabnya lirih, lirih sekali, nyaris tak terdengar.
Aku menghela napas dalam-dalam. "Hmm... ya udah Cha. Sekarang, biarlah dia bahagia dengan pilihannya, seorang wanita yang sudah jelas bersedia menerimanya dalam bahagia dan sedih" kata-kata itu yang akhirnya meluncur dari mulutku, mengiringi isak tangis Icha.. yang akhirnya pecah sore itu.
Well, cewe memang banyak didekati dan punya hak untuk memilih. Sedangkan cowo, sebagai perimbangannya, bisa jadi banyak mendekati agar pada akhirnya dia pun bisa memilih. Apakah berarti cowo seperti Andre itu playboy? Tentu bukan, kecuali jika cewe seperti Icha juga disebut playgirl. Begitu ya? Entahlah, karena cerita Icha tadi juga membuatku pusing dan ingin tidur cepat malam ini, mengarungi alam mimpi yang sering kali lebih indah dari alam nyata ^_^