Tuesday, February 06, 2007

Kilat Khusus, Sebuah Refleksi dari Kecepatan

Udah kilat, khusus pula. Bisa dibayangkan seberapa cepat sambarannya. Atau setidaknya, bisa dibayangkan kecepatannya apabila kata-kata itu ditempelkan pada suatu hal. Di Indonesia, kata-kata itu menempel di bidang surat-menyurat.

Mengapa ada nama "kilat khusus"? Gak tau pasti seeh, tapi yang jelas jaman dulu surat-menyurat itu lama sampainya. Kemudian ada fasilitas surat kilat yang lebih cepat sampai. Mungkin dengan metode pengiriman yang berbeda dan harganya lebih mahal. Setelah itu ada kilat khusus, ini lebih cepat lagi dari kilat, dan ada notanya (kalau surat kilat, penulis tidak yakin ada notanya atau tidak).

Beberapa tahun yang lalu, kilat khusus ini menjadi idola karena kiriman menjadi lebih cepat sampai walaupun harus merogoh kocek lebih banyak, apalagi kalau isi surat / paket yang dikirimkan semakin berat. Tapi sesuai namanya, memang cepat. Untuk kiriman dari Jogja ke Jakarta saja, rata-rata 2 hari sudah sampai. Jadi kalau sampai lebih dari itu, pasti sudah dengan alasan halangan yang bermacam-macam, dan itu memang benar-benar halangan.

Sekarang, wuih... boro-boro cepat. Semakin hari, kecepatan kilat khusus ini semakin berkurang. Mungkin udah capek kali "lari-lari" terus dari dulu. Kasus terakhir, penulis mengirim surat dengan kilat khusus ke daerah Cibubur dari Jogja, seminggu baru sampai. Cepat sekali mengirim surat dengan kilat khusus ini. Tidak tahu juga alasannya, apa karena Jakarta banjir atau ya biasanya memang lama? Sampai yang dikirimin surat selalu menanyakan mengapa suratnya belum diterima, karena khawatir pengirimnya salah menulis alamat. Duuh... gara-gara kecepatan kilat khusus ini, pengirimnya yang ketiban sampur rasa tidak percaya dari yang dikirimi.

Sekarang memang ada layanan baru, denger-denger sih 1 hari sampai, namanya Pos Express. Bisa di-track juga lewat website, sepertinya keren nih layanan. Tapi melihat kasus kilat khusus, kok kayaknya layanan ini juga nanti bakal lemot juga ya? Dan kita tidak pernah tahu apa yang menyebabkan kualitas dari layanan-layanan di Indonesia itu semakin tahun semakin memburuk. Kalau masalahnya pada harga, mengapa tidak dinaikkan saja harganya, tapi pelayanan lebih baik, atau setidaknya sama dengan sebelumnya. Toh kalau si pengirim keberatan dengan harganya, masih ada surat biasa yang murah meriah kok. "Tapi kan lama nyampainya?" Yach... sama aja dunk, pakai kilat khusus model sekarang juga lama.

Yach, sekedar refleksi tentang buruknya sistem pelayanan di negeri ini. Akankah diperbaiki? Akankah kita perbaiki jika kita berada dalam sistem itu? Atau sama saja, kita yang terbawa arus? Refleksi memang butuh tindak lanjut. Seperti melihat borok ketika kita bercermin, bisa ditindaklanjuti dengan diobati, bisa juga sekedar didiamkan. hmmm....

*Andaikata kecepatan kilat yang dari langit itu seperti pos kilat khusus, mungkin korban karena tersambar petir jadi sedikit karena sempat mengindar. Sayangnya kilat yang beneran itu tidak punya rasa lelah, dan tetap menyambar dengan kecepatan yang sama, dari waktu ke waktu

2 comments:

josephina said...

iya, waktu itu ajah, kirim kilat khusus jogja-ungaran nyampekna seminggu... woloh... ^^

Teguh said...

Yach.. gitu deh... kualitas menurun, gak cuman urusan pos sih. Layanan baru emang muncul... tapi ketika layanan lama dah buruk :D