Tuesday, November 17, 2009

Sebuah Renungan Tentang Korupsi

Mengikuti (walaupun tidak utuh) cerita negeri ini masa-masa sekarang, yang kelak mungkin akan menjadi dongeng dan legenda buat cicit-cicit kita, akhirnya membawaku pada sebuah renungan, atau lebih tepatnya refleksi dan introspeksi diri.

Kita semua pasti sudah sangat muak dengan permainan korupsi dan manipulasi hukum sampai kita pun dibuat bingung tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Terkadang muncul sumpah serapah kita terhadap orang/pihak yang tidak kita percaya, pihak manapun itu.

Tapi, mungkin kita perlu merenung sejenak tentang diri kita sendiri... Apakah kita sendiri sudah pernah melakukan korupsi? ahh, semoga saja belum dan jangan sampai
  • Sudah pernahkah kita.... memalsukan data tahun (atau malah tanggal) kelahiran kita supaya bisa dapat mengurus SIM pertama kita? Kalau sudah gimana caranya memalsukan data itu, kok dulu itu bisa ya?
  • Apakah kita dahulu ketika mendapatkan SIM mengikuti prosedur yang lengkap termasuk membayar biaya administrasi? Kita membayar pas atau lebih ketika itu?
  • Sudah pernahkah kita.... melanggar aturan lalu lintas (atau ada polisi gebleg yang menyetop kita) dan kita memberikan uang "damai" kepadanya?
  • Sudah pernahkah kita.... memiliki KTP ganda? Kalau sudah, dulu gimana caranya ya? Bukannya dari dulu aturan KTP adalah hanya 1 dan kalaupun pindah tempat berarti ada surat pindah?
  • Sudah pernahkah kita.... melaporkan ongkos taksi atau bensin kepada kantor dengan angka yang tidak tepat? (bayar 43 ribu lapor 50 ribu misalnya, atau isi bensin 9 ribu dilaporkan 10 ribu)
  • Sudah pernahkah kita.... menggunakan telp kantor untuk menelpon orang tua, saudara, pacar, istri/suami, anak kita ketika kita berada di kantor yang tidak memiliki kebijakan pemakaian telp untuk pribadi?
  • Sudah pernahkah kita.... memakai internet kantor untuk kepentingan pribadi? Bahkan karena restricted, kita sampai mencari proxy-proxy untuk jalan kita bisa internetan?
  • Sudah pernahkah kita.... membeli tanah 'sawah' di daerah lain, padahal daerah tersebut memberi syarat bahwa si pembeli harus memiliki KTP setempat? Padahal kita tetap memegang KTP tempat asal?
  • Sudah pernahkah kita.... nitip absen ketika kuliah dulu, saat kita tidak masuk sehingga secara administratif kita tercatat hadir?
  • ... de el el ...
Kalau belum, alhamdulillah. .. saya pribadi akan mendukung penuh person yang seperti itu jika suatu saat nanti ikut 'audisi' sebagai pimpinan KPK, andaikata KPK masih ada (Catatan: KPK memang bisa dibubarkan apabila memang sudah tidak diperlukan lagi)

Selamat merenung

**artikel diambil dari posting di mailing list Volta98 tanggal 7 November 2009, dengan beberapa penyesuaian, termasuk judul artikel

2 comments:

Anonymous said...

1. SIM
Sudah mengikuti prosedur yang benar dan digagalkan pas tes tertulis, akhirnya bayar karena tidak mau ngulang 2 mg lagi
2. Melanggar lalu lintas
Sampe sekarang masih lolos dari sergapan polisi
3. Ongkos taksi
adanya malah dicurangi sama sopir taksinya
4 Internet
hohohoho,kena dech

Setelah direnungi ternyata jujur ajur, tapi saya dukung anti korupsi untuk perbaikan diri sendiri maupun bangsa ini

Teguh said...

Yach, artikel ini ditulis karena kejemuan akan korupsi. Dan juga keprihatinan atas banyaknya sumpah serapah kepada koruptor seolah dirinya tidak luput dari korupsi (ya semoga memang bersih), padahal contoh kasus itu adalah yang sangat umum ditemui.

Jujur ajur? Tergantung sudut pandang juga sih, karena ada yang benar-benar bersih atas poin-poin itu, entah apakah juga masih bersih kalau poin itu ditambahi lagi :-)