Air mata bisa keluar dari semua orang yang punya mata (lha iya lah, kalo gak punya mata gimana punya air mata?). Apa sih air mata itu? Walah, bisa panjang kalau diterangkan di sini, silakan buka pelajaran IPA/Biologi saja yach... Ku sudah lupa :(
Selain karena masalah fisik (misal:
kelilipen, haduh.. boso ngendi maneh kuwi) air mata bisa keluar karena kondisi emosional kita. Tak heran, kalau air mata sering keluar dari orang yang berjenis kelamin cewe, karena katanya sih cewe itu lebih mengedepankan emosi, beda dengan cowo yang lebih mengedepankan rasio (hoho, mulai menancapkan budaya patriarkhi nih). Emosi ini bisa karena sangat senang, sangat sedih, maupun terharu.
Kenapa ku nulis ttg air mata? Karena memang baru-baru ini ku harus mengeluarkan air mata karena mengalami beberapa hal yang mengguncang.
--idih, cowo nangis?? humm.... biarin, emang cowo ga boleh emosional? [*mode membela diri*]-- Guncangan emosi ini begitu kontradiktif, namun sama-sama memancing air mata untuk keluar.
Yang pertama, air mata itu keluar ketika harus berpisah dengan salah seorang sahabat baikku, yaitu
Uwan karena dia resign dari perusahaannya dan memutuskan untuk pulang kampung. Dia ini kukenal sudah cukup lama, dan dia memang lebih senior dariku di perusahaan tempatku bekerja sekarang. Dan karena mengenal dia lah maka ku cepat merasa betah dan beradaptasi dengan lingkungan baru saat itu. Sedih.... Kantor tanpa dia terasa sepi, karena sehari-hari dia memang nginep di kantor, jadi begitu dia pergi, sangat terasa betapa kesepian itu langsung menghampiri kehidupanku ke depannya.
Air mata itu belum kering, sehari setelahnya langsung harus keluar lagi, namun kali ini air mata itu bukan kesedihan namun air mata kebahagiaan karena dua orang sahabatku akhirnya memasuki masa babak baru kehidupannya pada tanggal 15 Juli 2007 setelah sekian waktu bersama dan mengalami pasang-surut hubungan. Jadi inget masa-masa jadi "keranjang sampah" bagi keduanya, bahkan bagi saingan-saingannya (wooo... hehehe). Selamat menempuh hidup baru ya
mas Trias dan Mbak Nanat, two my great friends. Semoga langgeng sampai kakek-nenek, sakinah, mawaddah warahmah dan dianugerahi putra/putri yang sholeh/sholehah. Terima kasih atas doa dan dukungannya ketika di pernikahan, mbak Nat. Tapi sepertinya aku masih sangat lama menyusul kalian, dan doa itu tidak terkabul. Well, itu bisa menjadi air mata yang lain lagi hehehe. Anyway, aku sangat bahagia karena kalian bahagia, dan bisa memenuhi keinginan kalian di hari pernikahan dan membuat kalian menjadi lebih bahagia karena (merasa) melihatku "bahagia" juga di hari itu.
Dua air mata kontradiksi yang lain keluar seminggu kemudian. (heran, ni cowo banyak nangis juga ternyata hihihi). Sebuah air mata bahagia, karena untuk pertama kalinya, melihat sebuah prosesi dan juga mengetahui sebagian proses dari seorang yang menjadi
mu'allaf. Sebuah kebahagiaan yang tak ternilai, dan teriring doa agar dia benar-benar kuat dan istiqomah dalam menjalani ke-Islam-annya. Dan membuatku terpacu untuk memperbaiki diri, dan semoga aku pun bisa istiqomah dengan niat memperbaiki diri itu. Sedang air mata berikutnya (yang tentunya berupa kesedihan) muncul secara tidak terduga, walau sudah pernah beberapa kali mengalami hal serupa, namun tidak menyangka akan mengalaminya lagi, dalam waktu yang singkat.
Yach, hidup memang aneh, terserah pada yang menguasai hidup saja, terserah pada Sang Maha Kuasa. Yang jelas, air mata itu menyehatkan. Itu secuplik yang bisa kuingat tentang manfaat air mata dari pelajaran IPA/Biologi
Have a nice cry ^o^